pengembangan tik
Rabu, 28 November 2012
perkembangan teknologi saat ini
Selama ini, baru terungkap satu rekaman salah satu maestro Apple Steve
Jobs yang pernah meramalkan teknologi masa depan. Jobs mengungkapkan hal
itu pada tahun 1983 dan uniknya apa yang diucapkannya terjadi saat ini.
Pada saat dihelatnya International Design Conference di Aspen tahun 1983
silam, Jobs pernah diwawancarai seputar teknologi masa depan. Rekaman
wawancaranya tersebut berdurasi 40 menit. Sayangnya, karena suatu hal
rekaman tersebut terpotong dan hanya dapat didengarkan 20 menit saja.
Rekaman berdurasi 20 menit tersebut disimpan di Center of Design
Innovation. Untuk mendengarkan rekaman 20 menit berikutnya, Marcel Brown
dari Life, Liberty, and Technology mencoba memperbaikinya dan
menjadikannya digital copy sekaligus membersihkan background noise
ketika wawancara berlangsung.
Setelah berhasil dijadikan utuh lagi, ternyata 20 menit berikutnya Jobs
memprediksikan bahwa di masa mendatang (sekarang ini) Apple akan
mempunyai produk seperti buku yang dapat dibawa ke mana-mana. Seperti
yang dilansir The Verge (03/10), apa yang dikatakan Jobs tersebut mirip
dengan spesifikasi iPad.
Jobs juga memprediksikan bahwa di masa mendatang, orang akan lebih
banyak berkutat dengan komputer daripada bepergian menggunakan mobil.
Tidak hanya itu saja, dalam percakapannya, Jobs juga mengisyaratkan akan
diciptakannya peta digital. Pada tahun tersebut, peta hanya sebatas
globe atau yang tertera di kertas saja, namun sekarang ini Google,
Nokia, Apple dan beberapa perusahaan lain telah menciptakan peta
digital.
Selain peta digital, iPad dan komputer, Jobs juga mengatakan bahwa akan
ada teknologi suara yang berfungsi sebagai asisten dan dioperasikan
hanya dengan menggunakan suara. Hal tersebut juga terbukti dengan
diciptakannya Siri.
Apakah seluruh prediksi Steve Jobs tersebut hanyalah kebetulan atau
memang dia telah memperkirakan secara detail teknologi apa yang akan
hadir di masa mendatang atau jangan-jangan dia mempunyai kemampuan
layaknya cenayang? Who knows.
Sumber :
http://agunkzscreamo.blogspot.com/2012/10/perkembangan-teknologi-saat-ini-sudah.html#ixzz2DZlPtY4k
Sabtu, 24 November 2012
Teknologi Informasi Komunikasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK (bahasa Inggris: Information and
Communication Technologies; ICT) adalah payung besar terminologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,
teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang
tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung
pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK
muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik
perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada
pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang
pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK
masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik
jenuhnya.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
3 Buku Elektronik
3.1 E-learning
4 Referensi
Sejarah
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi
sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu
temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini
kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel
yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti
pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini
merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk
komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920,
terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM
yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang
pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel,
yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik
pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan
miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun
1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat
ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK
antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet)
justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya
miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang
angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik,
melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan
mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras
komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi
berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan
teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas
maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi
kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal
merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil
konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di
atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi
(content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk
berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah
yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh
revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai
pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi
telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi
teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau
setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti
yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta
Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication +
informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu
bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan
pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak
peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia,
termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan
mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi
proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi
pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran
yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK.
Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e,
mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan
sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai
berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang.
Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi
pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke
satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini
adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi
dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran
radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang
seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator
kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan
menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar
bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak
dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan
informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil
rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang
berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran
secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun
fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan
teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi
Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung
ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa
peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat
dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
Buku Elektronik
Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang
memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam
bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat
diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie
sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku
konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar
memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan
oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam
satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau
digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk
(saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih
kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada
Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi
dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book
menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar,
movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut
sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh
penyaji.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio,
misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua
tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer
(intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi,
dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya
berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai
online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper
SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik.
Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut
tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu
bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah
satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning
mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling
sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan
materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses
sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun
dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus
untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.
Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus
yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning
management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet
sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet.
Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik,
pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran
termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi
antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini
memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung
di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta
didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili
oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
Komentar
Posting Komentar