
Ada beberapa buku tentang agama Islam misalnya buku wirid, doa-doa, dan juga buku amalan-amalan lain, tidak memberi tanda garis yang melengkung di bacaan hukum Mad Jaiz Munfashil.
Jadi, yang sangat perlu diingat adalah bahwasanya kunci utama hukum Mad Jaiz Munfashil yaitu Mad Thobi’i yang ketemu dengan huruf Alif
Contoh Hukum Mad Jaiz Munfashil Dalam Al Qur’an
1. Surat Al Qodar Ayat 1
2. Surat Al Mursalaat Ayat 30

3. Al-Kautsar Ayat 1

4. Surat Yaasin Ayat 6

4. Surat Yaasin Ayat 8

Whasal Pada Mad Jaiz Munfashil
Hukum Mad Jaiz Munfashil tetaplah berlaku sekalipun ketika kita ingin me-washal-kan [menyambungkan] kalimat.
LIHATLAH GAMBAR DI BAWAH
Huruf HA pada Mad Thobi’i ( ىها) pada saat ketemu dengan huruf hijaiya Alif (ketika washal) hokum yang digunakan [berlaku] yaitu hukum Mad Jaiz Munfashil dan bukan Hukum Mad Thobi’i
5. Surat Ash-Sham Ayat 11-12

Penting !!!
Kita harus sangat berhati-hatki, ketika menginginkan washol kalimat [menyambungkan antara ayat satu dengan ayat berikutnya pada Al Qur’an], ini khususnya bagi huruf hijaiyah alif. Huruf hijaiyah alif khusus untuk mushaf al Qur’an Indonesia yang standar mempunyai banyak nama, dan ini sangat berhubungan dengan apakah ada tanda garis yang melengkung pada atas huruf Mad thobi’i atau tidak. Apabila tidak ada, maka alangkah baiknya aabila kita harus sangat berhati-hati dalam mewasholkannya, kecuali Anda telah sangat paham perbedaan antara hamzah qatha dan juga hamzah washal.
Dalam contoh surat Ash-sham ayat 11 dan 12 di atas, untuk huruf Alif yang berwarna merah di atasnya dalam Ilmu Tajwid disebut dengan nama Hamzah Qatha. Dalam standar mushaf Indonesia, Hamzan qatha dan hamzah wahsol bentuknya yaitu huruf Alif.









5 Comments